Saturday, October 25, 2014

Gaun putih

Aku kembali menangis dikamar, memegang buku diariku yang basah karena cucuran air mata. Mengapa hal ini selalu terulang kembali.

Namaku Anti, sekolah disekolah ternama dijakarta. Aku benci tempat itu. Setiap hari dan dimana pun. Sakit, rasanya aku ingin mati.



Pagi ini aku kembali bersekolah disana setelah sebulan lamanya kami libur dari belajar. Mungkin pada kebanyakan orang senang bertemu kembali dengan temannya, aku? tidak. Aku tidak mungkin memiliki teman disana. Baru saja memasuki gerbang, aku sudah disambut mereka. Batu,tanah,makanan,sampah, ya! mereka melempariku dengan itu. Awalnya sangat sakit, sudah terbiasa kok. Mungkin, karena penampilanku yang tidak cocok. hm, aku bersekolah ditempat yang sangat sangat high class. aku dimasukkan disini oleh orang tua angkatku. Orang tua kandungku telah meninggalkanku selamanya saat aku masih berumur 2 tahun. Aku sangat merindukan mereka. "Cupu!" "Sok pintar lo!" "Anak Pungut!" aku selalu bertemu dengan kata kata itu. Hari hariku memang seperti ini.

Aku selalu berdoa kepada tuhan, meminta ampun padanya. "Ya tuhan, aku tahu ini cobaan darimu. aku akan mencoba selalu sabar menghadapinya. Tabahkanlah hati hambamu ini ya Tuhan. dan ampunilah dosa mereka ya Tuhan. Amin" .

Diaryku hampir tidak dapat ditemui air mata disetiap lembarannya. Menuliskan apa yang aku alami, walau aku tahu umurku takkan sampai tua nanti.

Hari itu batukku sangat parah sekali, darah tercecer ditanganku. Tidak mungkin orang tua angkatku yg selama ini menyiksaku, akan memberikanku uang untuk ke dokter. Untung saja orang tua kandungku memberikanku 2 buah cincin perkawinan mereka. Aku menggadaikannya, lalu ke rumah sakit terdekat. Setelah di periksa, ternyata aku mengidap penyakit Leukimia. Dokter menyarankanku untuk melakukan operasi jika tidak umurku tidak akan lama lagi, tapi apadaya uangku tidak cukup untuk itu. Apakah ini cara Tuhan untuk menjauhkanku dari mereka? Aku percaya Tuhan sayang aku.

Hari ini adalah hari terakhirku bersekolah disekolah ini. Semoga penderitaanku akan berkurang setelah ini. Aku telah menyiapkan gaun terindahku untuk acara ini. Gaun putih pemberian alm. Ibuku dengan surat didalamnya. Aku tidak tahu mengapa ibuku memberikan gaun ini untukku. Aku senang memakainya diacara malam ini. Aku telah mempersiapkan sebuah persembahan untuk guru guruku. Tapi, aku tidak memiliki orang tua seperti yang lainnya. Orang tua angkatku akan menghadiri pesta bersama anaknya yang kebetulan juga seangkatan denganku.

Tidak lupa aku meminum obatku sebelum aku pergi dari rumah. Canggung rasanya berdiri diantara teman temanku yang pergi bersama orang tuanya. Tidak seperti biasanya, apakah mereka sudah berubah? baguslah.

Tiba saatnya aku membacakannya didepan mereka semua. Entah kenapa mereka hanya diam menatapku saat aku membacakannya. Aku menangis membacakan diary yang selama ini kutulis. Entah seperti sebuah sinetron atau hanya dongeng. Aku hanya ingin mereka tahu. Selang beberapa lembar diaryku, percikan darah keluar dari mulutku dan mengenai lembaran diary. Dengan cepat rasa sakit itu menjalar keseluruh tubuhku. Aku tidak berdaya, aku tidak sanggup untuk berdiri lagi. Hembusan Nafasku yang semakin berkurang. Aku merebahkan diri diatas panggung tersebut, memeluk diaryku dengan alas gaun putih peninggalan mama, perlahan mata ini tertutup seraya nafasku telah terhenti.




* Copy ? Cantumkan sumber pls. thanks.

No comments:

Post a Comment