Tuesday, December 16, 2014

3 LANGKAH

" 3 Langkah "


" Halo? Hey Ray " Sapa Ardi meneleponku

" Apa? Aku lagi sibuk sekarang ini. " Jawabku

" Ntar malam main kerumahku ya, tapi hati-hati saat masuk ke dalam. Usahakan tiap 3 langkah kamu memperhatikan langkah juga sekitarmu. Karena bisa saja ada sesuatu yang tak kau inginkan. " jelasnya

" Yah sudah, akan kuperhatikan langkahku nanti. Ku tutup dulu. " 

" Ingat ya, nanti jam 9 malam. " Teriaknya ditelepon

Aku langsung menutup teleponnya.

-----------------------------------------------------------------

Akhirnya sebentar lagi waktunya tiba, aku bersiap-siap dan segera pergi kerumahnya. Sekitar 15-20 menit perjalanan, akhirnya aku tiba didepan rumahnya. Ya, sebuah rumah yang tidak terlalu kecil dengan 2 lantai.

Aku mengetuk pintu rumahnya namun tak ada yang membukanya. 
" Halo? Ardi? " sapaku. Aku mencoba membuka pintunya dan dapat kubuka dengan mudah seolah-olah ditinggalkan begitu saja. 

" Kalau kau sedang sibuk, maka aku akan masuk. " 

Ku mulai langkah pertamaku, semuanya normal hingga pada hitungan langkah ketiga pintu rumahnya tertutup dengan sendirinya. Aku menenangkah diriku dan teringat dengan apa yang ia sampaikan padaku tadi. Aku mengambil langkah pertamaku sekali lagi dan tetap waspada pada apa yang akan terjadi setiap langkah ketigaku. Akhirnya aku sudah sampai ditangga, di lantai atas terdapat kamar Ardi. Karena lama kelamaan tidak ada yang terjadi, maka aku mengabaikan peringatannya dan sekarang aku sudah hampir sampai dikamarnya. 

Tepat didepan pintu kamarnya, ada secarik kertas yang bertuliskan

" Hey, jika kau membaca surat ini mungkin ku sudah tak sadarkan diri lagi. Dan juga apakah kau mematuhi apa yang kuberitahukan padamu tentang 3 langkah itu? 

Berhati-hatilah karena jika kau melanggarnya maka ia akan semakin mendekatimu. Aku tahu kau akan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi sekarang. Namun lihatlah ke lantai, bukankah ada banyak darah yang bercecer disana? Ya, itu adalah darah dari keluargaku yang lainnya. Karena kau tau kenapa? 

Mungkin kesadaranku yang lainnya sudah membunuh mereka karena tidak mendengarkan pantanganku itu. Kesadaranku yang lainnya tidak suka dengan sesuatu yang berisik dan cepat, jika kau melanggar pantanganku tadi, maka berhati-hatilah karena bisa jadi aku sedang berada dibelakangmu sekarang. "

Aku memberanikan diri untuk melihat kebelakang dan sekarang ia sedang berada dibelakangku dengan sebilah pisau ditangannya.

Ia berkata
" Sekarang, temuilah penciptamu. "

5 comments: