Saturday, April 29, 2017

Goes to Jowo

               Assalamualaikum, hehe. Mungkin gaya tulisan di post ini sedikit berbeda, lebih sopan. Kenapa ? Pengen aja. Ini post-an pertama di 2k17, soalnya dari kemarin bingung mau nulis apa. Dan akhirnya setelah nunggu beberapa bulan, ada juga tema yang bagus buat ditulis. Sebenarnya sudah ada draft lain, tapi kayaknya ga layak post hahaha jadi dihapus aja.Oh iya, ada temen gua tuh nanya, "Kenapa harus nulis di blog? bagusnya blog apa?" hehe. Jadi gini deh, itu tuh sama kayak pertanyaan "Kenapa lu harus ngepost gambar di ig? kenapa lu harus ngetweet di twitter? kenapa lu harus update status di facebook?" nah, kenapa harus nulis di blog? karena gua males nulis di buku diary.(itu bukan si jawabannya? wkwk) . Bagusnya blog apa? kelebihannya mungkin dikit ya dari pada vlog di youtube. 1. irit kuota. nah loh. misalnya kuota lu tinggal 300 mb, milih ngebaca blog atau nonton youtube? wkwk jawabannya ya ke rumah temen yg make wifi. =)) 2. cuma  1 sih kelebihannya wkwk, yg tau bisa komen aja. Ada lagi tuh yang nanya, "Kok blog lu rame si?". Gimana ya ngejawabnya, coba stalk post-an gua paling bawah. (Eh jangan, masih alay soalnya. Jangan ya. Jangan pls.) Intinya postan gua yang agak bawah - bawah itu, masih sepi loh haha yang baca kurang lebih 50 orang aja wkwk. Itu emang belum niat ngeblog hehe. Ini kepanjangan ga klo nyeritain asal usul viewer blog ngelonjak? haha. Jadi waktu itu lagi musimnya doodle kan, ya gua juga suka nge-doodle (Sekarang kaga), gua coba ngepost "Cara membuat doodle", itu kaga copas post orang, tapi beberapa copas sih haha. Setelah beberapa hari di posting, Alhamdulillah masuk ke halaman pertama pencarian google haha. Seneng bukan main itu, follower blog sama viewer otomatis bertambah.

Saturday, July 23, 2016

Habis Lulus Terbitlah Mos

Yo kawan!  Ini tulisan pertama di blog gua yang gua tulis pas gua SMA. Gua masuk SMA 1 Berau ya. Jangan panggil gua bocil lagi, kan udah SMA, lelah saya, mau mati saja wkwk. Oke, mungkin tiga tahun lalu gua ngepost tentang pengalaman mos gua ya disini, kali ini gua coba nulis lagi soalnya yang kemaren itu banyak yang respon dan viewersnya membludak juga haha.  Tidak di sertai foto2 kegiatan ya, soalnya dilarang bawa hp. Mau bawa kamera juga ga enak, masa anak baru udah banyak gaya. Mau minta sama kakak2nya yg udah ngefoto juga malu gua wkwk. Yaudah, Yang mau lanjut, silahkan, yang mau buka web lain silahkan, karena ini sama sekali tidak penting hehe.

Sumber: http://osismansaberau.blogspot.com/


Wednesday, February 10, 2016

Baper ? Awas ke-baperan (Over Baper)

Halo. Cuma gua kayanya kelas 9 yang ngeblog di musim try out hm.

Kali ini gua mau bahas anu, itu, 'Baper'. Tau gak lu? tau. Cuma sekedar tau doang kan ya? hehe. Jadi gini, biar gua jelasin, walaupun gua gak tau jelas artinya soalnya ga ada di KBBI (kamus besar bahasa Indonesia). Jadi, Baper ialah Bawa Perasaan. Maksudnya, ketika lo dihadepin sama seseorang atau sesuatu hal, lo nya nge-bawa bawa masalah perasaan, Ngerti ga si? ngga ya? ok. Gua kasih contoh ya.

Monday, November 30, 2015

Dasar! Sekolah


KALAU diingat-ingat, masa SD itu menyeramkan ya. 3 tahun yang lalu gue masih mengenakan seragam merah-putih, setiap senin hingga selasa pagi. Gue inget banget pertama kali menginjakkan kaki di sekolah itu. Gue cium tangan nyokap gue lalu masuk ke gerbang sekolah. Setelah beberapa langkah melewati gerbang, gue berhenti sambil mengedarkan pandangan ke seleruh penjuru sekolah, dan yang gue dapatkan hanya anak-anak yang memeluk paha ibunya. Gue kurus banget waktu itu, tas gue juga masih warna – warni, dan gue pendiam banget seperti patung berjalan. Mata gue melebar ketakutan ketika bingung apa yang harus gue lakuin, teman aja gak punya, gue aja lupa teman tk gue siapa aja, syukur kalau saja ada tetangga yang masukin anaknya ke sekolah itu dan nyapa gue. Akhirnya gue memutuskan untuk berjongkok dan mencabuti rumput-rumput yang tumbuh di dekat gue. Gue sangat sibuk dengan rumput-rumput pagi itu.

Thursday, May 14, 2015

Kecanduan baca riddle

UN,UAS,Try Out kelas 9 udah gak ada, gak libur lagi berarti. Kabar buruk bagi gw yang sangat mencintai sesosok 'LIBUR'. gw mau cerita dikit kebiasaan libur gw yak.

Di suatu pagi yang tidak cerah, yap waktu itu lagi mau hujan tapi gak hujan2 cuma mendung yang lama bgt. gw bangun  jam 06.00 tpi masih bergulat di kasur. gw tutup mata bentar, buka lagi, eh udah jam 09.00. Aneh.

Rumah gw lagi sepi2nya tuh. gw juga gak tau mau ngapain, paket juga gak ada. Jadi gw putusin buat 'MASAK' . Iya masak. Walaupun terakhir gw masak itu.... udah lama bgt deh. oke, diawali dengan gw ngupas bawang merah,putih,cabe lalu di blender. Ceritanya gw lagi mau buat nasi goreng.

- 1800 dtk kemudian -

Monday, April 13, 2015

Catatan harian seorang annabelle

Halo brader en sista dari sabang sampe merauke. udah lama ga nge-posting disini. gaada yg kangen gw juga wkwk #curcol . Tadi mau posting apa ya? oh iya! Sebuah Cerita pendek. 
Cerita ini di buat oleh kami (gw,aldy,salsa,lauren) di perpus. Awalnya, cuman kertas seperempat tertulis dengan pensil yang berisi cerita yang belum jadi. Kayaknya sih bekas anak drama yg lagi ngebuat cerita. Karena waktu itu lagi gk ada kerjaan, jadi kami lanjutin ceritanya. Sehingga terbentuklah sebuah cerita yang sangat berkualitas dan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. oke langsung ke ceritax ajHa yHaaA, oce? .

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Di suatu pagi yang cerah Annabelle mencari buah untuk sarapannya. Seperti biasa, ia tidak mandi karena musim kemarau yang panjang. Ya walaupun hari harinya memang jarang sekali mandi walau bukan musim kemarau. Hal itu menjadi alasan jika ada seseorang bertanya padanya, apalagi saat kencan di pinggir sungai bareng 'calon' kekasihnya. Selain buah, ia juga mencari kayu bakar untuk memasak. Setelah mencari kayu bakar, annabelle kembali ke gubuknya yang sudah lama . Dan akhirnya ia pun mati. Tamat.

Ternyata dia hanya mati suri. Lalu annabelle mencari makanan kemudian dia mencari kayu bakar, dan mati kembali.

Rohnya pun masuk ke dalam boneka. Lalu ia kelaparan dan mencari makanan, dan akhirnya ia pun mati lagi. Selama 19872 tahun ia berada di gubuk tsb dalam kondisi yang sangat malang.
Seekor pangeran datang ke gubuk annabelle, dia menghampirinya. Tanpa sadar ada guling yang terbaring di bawah lantai dan pangeran terjatuh akibat guling tadi. Karena gigi boneka annabelle yang tajam hingga keluar bibir, mata pangeran tertusuk hingga tak melihat lagi. Dan mati.

Paginya, nenek sihir menghampiri gubuk annabelle dan mendapati 2 orang tsb mati. Karena penyakit asmanya, nenek sihir itupun ikut mati di dalam gubuk annabelle.

Annabelle hanya berpura-pura mati dan memakai tubuh nenek sihir tersebut yang sudah lembek dan keriput. Ia menyusuri hutan untuk mencari pasangan hidupnya. Kebetulan hari itu adalah hari sabtu, artinya malam minggu tinggal hitungan jam. Annabelle bertemu dengan seorang pria yang berwujud kodok karena di kutuk oleh nenek sihir yang tubuhnya sedang di pakai oleh annabelle. Karena tubuh pria itu yang kecil, annabelle menginjakny hingga usus nya melesat keluar. Karena annabelle yang omnivora, akhirnya katak itu dimakan annabelle dengan lahap. Ternyata, kejadian tersebut disaksikan oleh kekasih sang kodok, dan mati seketika di tempat.

Annabelle melanjutkan mencari jodohnya di tengah hutan. Ia berjumpa dengan manusia serigala. Tanpa basa-basi, annabelle  kawin di tempat itu juga. Namun karena manusia serigala tersebut mandul, annabelle menyesali perbuatannya. Annabelle kesal, akhirnya ia membacok dada manusia serigala dan mati.

Annabelle bahagia,senang,tentram,dan damai.

Tamat.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

Mohon komentarnya qaqa qaqa :)

Friday, April 10, 2015

Mati The Movie

Di suatu pagi yang cerah, (sebut saja namanya) marni jalan kaki menuju mall. Ia melihat pria tampan di dalam angkot dan tanpa sadar ia mendekati parit besar di dekatnya. Marni tergelincir ke dalam parit dan mati karena tidak ada yang menolongnya.

-Tamat-

Saturday, January 17, 2015

Tips 'SUKSES' menghadapi Ujian

Halo! Selamat pagi-siang-malam. Gua bingung mau post apaan -_-Berhubung liat tweetnya bang radit ttg Ujian Nasional, gua jadi mau bagi2 tips menghadapi ujain haha 😄 . Walaupun otak gua ga seberapa 😄 .

eke eh oke 😒 Scroll down ya.

  1. Jangan lupa berdoa! Yak, berdoa supaya ortu kamu ga ngusir kalo kamu gak lulus
  2. Sebelum berdoa, bikin orang-orang untuk menzholimi kamu, karena doanya orang-orang yang terzholimi itu terkabulkan
  3. Jangan mandi, biar pengawasnya ga mau deket-deket
  4. Wajib sarapan pagi! Nasi is Recommended. Mengandung AA DHA dan Prebiotik. Jangan Mie! Sakit perut!
  5. Sungkem ortu pas mau berangkat. Sebar duit recehan buat pengemis-pengemis, suruh bantu doa biar lulus UN
  6. Nyontek gak papa asalkan dari sumber yang ada cap logo ‘HALAL’
  7. Maju tak gentar, menyontek yang benar
  8. Jawab soal yang menurut kamu gampang lebih dulu. Kalo semua susah, tabahlah
  9. Jangan percaya kalo ada yang mau jual kunci jawaban soal UN dengan syarat lo harus jadi downlinenya dan mengajak 2 orang teman lagi
  10. Inget jangan lupa boker, biar ga nahan be*ak pas ujian
  11. Pinjem kantong ajaibnya Doraemon, jangan pinjam ranselnya Dora the Explorer
  12. Bawa 2 HP… yang 1 jelek yang 1 bagus, kalo disita kasih yang jelek pake yang bagus
  13. Di saat ragu, perhatikan huruf yang bersinar
  14. Sampe sekolah 1 jam sebelom UAN. Hati-hati di jalan, awas ada kucing nyebrang
  15. Pake alat canggih bantu transmisi telepon di kuping, sambung ke orang yang pinter (ngarep)
  16. Bawa penghapus lebih dari satu, perhitungkan kemungkinan penghapus ‘nggelundung’ ke lantai
  17. Bawa pensil 2, hematlah waktu dengan menggunakan 2 tangan. Otak kanan untuk tangan kiri, otak kiri untuk tangan kanan (dibalik juga boleh)
  18. Sebelum UN dimulai lebih baik upadaate status twitter atau facebook dulu minta doa pada teman/Followers
  19. Sedia payung sebelum U*AN
  20. Ingat kata bang Haji, Begadang Jangan Begadaaaang kalo lagi UN
  21. Pastikan pensil lo itu 2B, kalo 36B kegedean
  22. Pakai celana dalam yang comfort (nyaman) biar gak gelisah
  23. JANGAN tulis nama di lembar jawaban seperti ini. “8R1PTu n0rM4N kAm4Ru”
  24. Di lembar jawaban tulis nama kita sendiri, jangan nama pacar, romantis amat
  25. Jangan lupa pipis, kalo takut minta temenin pengawas
  26. Jangan lupa pake seragam sekolah, kalo pake kebaya takut disangka mau kondangan
  27. Jangan lupa minum tolak angin sebelum ujian dimulai, orang pinter selalu minum tolak angin
  28. Tulis tanggal UN dengan benar, jangan malah menulis tanggal jadian
  29. Ingat yang dihitamkan itu lingkaran, jangan bentuk lope-lope atau bikin motif crop circle
  30. Belilah bocoran garansi resmi jangan beli yang garansi distributor apalagi BM ato KW
  31. Inget! Lingkaran jawaban itu dibuletin, bukan dicoblos!
  32. Ingat 3D, dilihat, diraba, dilingkarin, jangan diterawang!
  33. Kalo ga bisa jawab, pencet bel lalu bilang “PAS”
  34. Jangan terburu-buru ngerjain UN cuma karena pengen nonton Dahsyat, Inbox, DeRings dan sebangsanya
  35. Nggak usah sok puitis jawabnya pake sajak A B A B…, biasa aja
  36. Kalo bocoran biasa terlalu mahal pilihlah bocoran generik, mutu sama, harga lebih murah
  37. Bagi yang setia kawan, nyanyi & joget chaiya-chaiya dalam ruang ujian pasti menghibur
  38. Jangan duduk di kursi pengawas ketika ujian berlangsung, kursi peserta banyak kok
  39. Apapun ujiannya minumnya tetap teh botol Sosro
  40. Jangan pakai LJK import, cintailah ploduk-ploduk endonesia (haiya 
  41. Kalo ketauan berbuat curang, segera buang semua barang yang nantinya bisa memberatkan persidangan anda! (makan kertas, hapus sms, musnahkan HP)
  42. Kalo ketauan nyontek, segera tatap tajam mata pengawas, masuki alam bawah sadarnya jauh lebih dalam jauh lebih lelap dari sebelumnya… zzzzz
  43. Ada baiknya semasa UN, lupain hal-hal lain yang bisa mengganggu konsentrasi belajar. Yang punya pacar, lebih baik putusin aja dulu
  44. Pastikan lembar jawaban yang kalian isi bukan punya teman kalian
  45. Taburi garam sekitar meja agar pengawas takut mendekat
  46. Bawa laser, sorot ke mata pengawas
  47. Jangan bersandar di kursi, karena kita cuma boleh bersandar pada Tuhan YME
  48. Rasa optimisme yang tinggi & rasa percaya diri bahwa anda pasti BISA! (bisa untuk melihat jawaban teman)
  49. Kalo terima paket soal yang mencurigakan, telepon gegana, jangan disiram air
  50. Tulis nama pengawasnya di Death Note!
  51. Pasanglah muka memelas, sedikit air mata, pakailah baju robek, lalu katakan kepada pengawas “saya lapar”
  52. Jangan kaget jika menemukan pembalut pada lembaran soal UN. Mungkin itu salah satu cara pemerintah mencegah kebocoran soal
  53. Kerjakan semua soal UN dalam 5 menit, kemudian keluar kelas. Walau nantinya gak lulus, setidaknya kamu terlihat pintar
  54. Tulis contekan jangan di kertas, di iPad dong!
  55. Pakailah pelampung saat ujian, itu mengantisipasi jika terjadi Tsunami dadakan
  56. Hancurkan konsentrasi pengawas! Gunakan rok pendek, buka kancing sebatas dada, gigit bibir, pandang mata pengawas dengan muka mesum
  57. Pensil alis sangat tidak dianjurkan untuk mengerjakan soal UN
  58. Masuk ruangan pake seragam sekolah, jangan pake seragam brimob. Ingat kamu bukan Briptu Norman!
  59. Kerjakan semampumu. Jika tak bisa juga, jangan malu ‘Ask the Audience’. Itulah gunanya temen
  60. Bawa ulat bulu, sebarkan di kursi dan meja pengawas
  61. Jangan terlalu sering melihat ke pengawas, karena itu bisa menimbulkan perasaan cinta yang terlarang
  62. Kalo gak bisa ngerjain soalnya bawa pulang aja bilang ke pengawas buat PR
  63. Kalo mau nyontek ijin dulu ke pengawas (kalo kamu tipe pelajar sopan)
  64. Jangan mikirin keluarga yang sedang disandera perompak Somalia pas lagi UN, percayalah pada kekuatan hankam negeri ini
  65. Kalo nggak mau dicontek, patenkan hasil jawaban kamu biar gak diklaim teman
  66. Lembar jawaban tidak boleh sobek, terlipat atau basah. Jadi, sebelum dikumpul lebih baik disetrika dulu
  67. Beli kacamata yang minus-5 ke atas jadi pas lo dapet surat yang tulisannya “TIDAK LULUS” jadi burem tulisannya, sedikit mengurangi nyesek lah. Lumayan…
  68. Siapin diri, siapin hati, siapin tisu, dan siapin uang buat minggat dari rumah. Jaga-jaga kalo kamu gak lulus
  69. Kalo otak udah mentok searching om google aja
  70. Tetap waspada jika ada paparazzi yang mengintip dari balik jendela
  71. Pacarin pengawasnya sebelum UN, selanjutnya terserah anda
  72. Bawa 2 kaca spion untuk jaga-jaga pengawas dari belakang
  73. Persiapkan diri matang-matang, jangan setengah matang, jangan kematangan juga
  74. Kalo ada pertanyaan siapa pasangan Anang saat ini? Jawabnya Ashanti ya, bukan Syahrini apalagi Krisdayanti
  75. Jangan lupa pake seragam sekolah, kalo pake batik dikira jadi pengawas
  76. Pada saat UN hari ke-3 usahakan jangan menggunakan kunci jawaban hari ke-2, karena akan berakibat fatal
  77. Kalo ingusmu meler, jangan dilap pake lembar jawaban, pake lembar soal aja
  78. Jangan malu bertanya pada pengawas. Tapi jangan nanya nomer HP atau pin BB juga kalee…
  79. Simpanlah contekan anda di tempat yang sangat ideal dan aman. Contoh: selipan pantat. Pantat sendiri ya bukan pantat pengawas
  80. Kalo udah gak bisa jawab, lambaikan tangan ke kamera
  81. Kalo semua tips gak mempan, lakukan hal terakhir yang paling manjur. Bisa dilakukan semua umur & tidak perlu bimbingan orangtua. Yang harus dilakukan adalah… PASRAH
  82. Yang penting jangan ingat tips ini saat UN berlangsung, ntar gak konsentrasi ckakak ckikik mulu…
WAKAKAKAKKK

😄😃😀😊☺️😉😍😘😚😗😙😜😝😛😳😁😔😌

Friday, January 09, 2015

Cerita Lucu Nasruddin Hoja [Bagian 1]

Gua ngepost ttg Nasruddin Hoja , mungkin karna pensaran setelah guru Ipa gua ngebahas ttg dia dan itu kocak n bijak eneudh :v nih di baca! Siapa tau elu bisa share ke temen2 lu atau gebetan kali? biar makin deket *plak . (yg dikasih ke tengah(?) atau dikasih tebel itu judulnya ye)
 
PEMBUKAAN (?) 
Nasrudin adalah seorang sufi yang hidup di kawasan sekitar Turki pada abad-abad kekhalifahan Islam hingga penaklukan Bangsa Mongol. Sewaktu masih sangat muda, Nasrudin selalu membuat ulah yang menarik bagi teman-temannya, sehingga mereka sering lalai akan pelajaran sekolah. Maka gurunya yang bijak bernubuwat: "Kelak, ketika engkau sudah dewasa, engkau akan menjadi orang yang bijak. Tetapi, sebijak apa pun kata-katamu, orang-orang akan menertawaimu."
 
Nasrudin Ditangkap Waktu Perang
Ketika perang Salib, Nasrudin tertangkap dan dikenai kerja paksa di sebuah parit dekat benteng Aleppo. Kerja paksa itu, begitu melelahkan sehingga sang Mullah sering kali berkeluh kesah. Suatu hari, seorang pedagang yang mengenalnya lewat di jalan tempatnya bekerja, dan kemudian menebus sang Mullah dengan tiga puluh uang keping perak. Nasrudin dibawa pulang oleh sang pedagang, dan diperlakukan dengan baik sekali. Sang pedagang, juga memberikan anak perempuannya kepada sang Mullah untuk diperistri.
Sekarang, hidup Nasrudin sudah lebih baik. Tapi tampaknya anak perempuan sang pedagang muiai suka marah-marah. “Engkau adalah laki-laki,” kata wanita itu suatu hari, “yang dibeli ayahku dengan harga tiga puluh keping perak. Ayahku kemudian memberikan engkau kepadaku.”
“Ya,” kata Nasrudin, “Ayahmu membayar tebusan sebanyak tiga puluh keping perak, lalu engkau tidak memperoleh apa-apa dari aku, dan aku sendiri sebenarnya juga sudah kehilangan otot-otot yang sudah kudapat sewaktu aku menggali parit-parit.”

Memberi Nasihat Gratis
Suatu hari Nasrudin pergi ke rumah hartawan untuk mencari dana. “Bilang sama tuanmu,” kata Nasrudin kepada penjaga pintu gerbang, “Mullah Nasrudin datang, mau minta uang.”
Sang penjaga masuk, dan kemudian ke luar lagi. “Aku khawatir, jangan-jangan, tuanku sedang pergi,” katanya.
“Ke sini. Ini ada pesan untuk tuanmu,” kata Nasrudin. “Meskipun ia belum memberi sumbangan, tapi tidak apa-apa, ini nasihat gratis buat tuanmu. Lain kali, kalau tuanmu pergi, jangan sampai ia meninggalkan wajahnya dijendela. Bisa-bisa dicuri orang nantinya.”

Nasrudin Pergi Bercukur
Nasrudin dianggap sebagai guru sufi bahkan ia dipanggil sebagai Mullah, hal ini menujukkan dia memang berilmu. Pada suatu hari -Nasrudin pergi ke tukang cukur. Sialnya si tukang cukur bekerja amat lamban karena pisaunya tumpul. Setiap kali pipi Nasrudin tergores hingga berdarah.
Tukang cukur cepat cepat mengambil sejumput kapas dan meletakkannya pada luka itu. Hal ini berlangsunq terus hingga beberapa kali. Sampai wajah Nascudin penuh dengan jumputan-jumputan kapas. Ketika si tukang cukur hendak melanjutkan dengan pipi Nasrudin yang satunya, tiba-tiba saja Nasrudin melompat dan memandangi wajahnya di kaca.
“Cukup, terima kasih, Saudara! Aku telah memutuskan untuk menanam kapas di pipi kiri dan gandum di pipi yang lain!”

Belajar Kebijaksanaan


Seorang darwis ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari Nasrudin. Nasrudin bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa dipelajari dengan praktek. Darwis itu pun bersedia menemani Nasrudin dan melihat perilakunya.

Malam itu Nasrudin menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya. "Mengapa api itu kau tiup?" tanya sang darwis.

"Agar lebih panas dan lebih besar apinya," jawab Nasrudin.

Setelah api besar, Nasrudin memasak sop. Sop menjadi panas. Nasrudin menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian meniup-niup sopnya.

"Mengapa sop itu kau tiup?" tanya sang darwis.

"Agar lebih dingin dan enak dimakan," jawab Nasrudin.

"Ah, aku rasa aku tidak jadi belajar darimu," ketus si darwis, "Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu."

Ah, konsistensi.

Kebijaksanaan dari Toko Sepatu

Nasrudin diundang menghadiri sebuah pesta perkawinan. Sebelumnya, di rumah orang yang mengundang itu, ia pernah kehilangan sendal. Karenanya sekarang ia tidak lagi meninggalkan sepatunya di dekat pintu masuk, tapi menyimpannya di balik jubahnya.

"Buku apa itu di dalam sakumu?" tanya tuan rumah kepada Nasrudin.
"Ha, mungkin dia sedaang mencari-cari sepatuku," pikir Nasrudin, "untung aku dikenal sebagai kutu buku."
Maka dengan sekeras-kerasnya ia berkata: "Tonjolan yang engkau lihat ini adalah Kebijaksanaan."
"Menarik sekali! Dari toko buku mana engkau dapatkan itu?"
"Yang jelas aku mendapatkannya dari toko sepatu!" 

Perlakuan Sama Hasil Berbeda


"Segala sesuatu yang ada harus dibagi sama rata," ujar seorang filsuf di hadapan sekelompok orang di warung kopi.
"Aku tak yakin, itu akan terjadi," ujar seseorang yang selalu ragu.
"Tapi, pernahkah engkau melakukan hal itu?" menimpali sang filsuf.
"Aku pernah!" teriak Nasrudin.
"Aku beri istriku dan keledaiku perlakuan yang sama. Mereka memperoleh apa yang betul-betul mereka inginkan."

"Bagus sekali!" kata sang filsuf.
"Sekarang katakan bagaimana hasilnya."
"Hasilnya adalah seekor keledai yang baik, dan istri yang buruk." (www.pondokbaca.com

Hidangan Untuk Baju


Nasrudin menghadiri sebuah pesta. Tetapi karena hanya memakai pakaian yang tua dan jelek, tidak ada seorang pun yang menyambutnya. Dengan kecewa Nasrudin pulang kembali.

Namun tak lama, Nasrudin kembali dengan memakai pakaian yang baru dan indah. Kali ini Tuang Rumah menyambutnya dengan ramah. Ia diberi tempat duduk dan memperoleh hidangan seperti tamu-tamu lainnya.

Tetapi Nasrudin segera melepaskan baju itu di atas hidangan dan berseru, "Hei baju baru, makanlah! Makanlah sepuas-puasmu!"

Untuk mana ia memberikan alasan "Ketika aku datang dengan baju yang tadi, tidak ada seorang pun yang memberi aku makan. Tapi waktu aku kembali dengan baju yang ini, aku mendapatkan tempat yang bagus dan makanan yang enak. Tentu saja ini hak bajuku. Bukan untukku."


Diselamatkan Oleh Ikan
"Pada suatu waktu aku pernah sekarat," kata Nasruddin, "Kemudian ada ikan yang datang menyelamatkan hidupku."
"Bagaimana caranya? Tolong katakan padaku?" tanya pendengar penasaran.
"Aku sedang sekarat karena kelaparan. Ada sungai di dekatku. Aku menangkap ikan itu dan memakannya. Ikan itu menyelamatkan hidupku."

Setelah pengacara selesai, Nasrudin kembali berkomentar:
“Aku rasa engkau benar.”
Petugas mengingatkan Nasrudin bahwa tidak mungkin jaksa betul dan sekaligus pengacara juga betul. Harus ada salah satu yang salah !
Nasrudin menatapnya lesu, dan kemudian berkomentar:
“Aku rasa engkau benar.
                      

Supaya Tidak Ada Pencuri

Suatu hari Nasrudin kecil ditinggal ibunya untuk pergi ke rumah Ibu RT. Sebelum pergi ibunya berkata kepada Nasrudin, “Nasrudin, kalau kamu sedang sendirian di rumah, kamu harus selalu mengawasi pintu rumah dengan penuh kewaspadaan. Jangan biarkan seorang pun yang tidak kamu kenal masuk ke dalam rumah karena bisa saja mereka itu ternyata pencuri!”

Nasrudin memutuskan untuk duduk di samping pintu. Satu jam kemudian pamannya datang. “Mana ibumu?” tanya pamannya.

“Oh, Ibu sedang pergi ke pasar,” jawab Nasrudin.

“Keluargaku akan datang ke sini sore ini. Pergi dan katakan kepada Ibumu jangan pergi ke mana-mana sore ini!” kata pamannya.

Begitu pamannya pergi Nasrudin mulai berpikir, “Ibu menyuruh aku untuk mengawasi pintu. Sedangkan Paman menyuruhku pergi untuk mencari Ibu dan bilang kepada Ibu kalau keluarga Paman akan datang sore ini.”

Setelah bingung memikirkan jalan keluarnya, Nasrudin akhirnya membuat satu keputusan. Dia melepaskan pintu dari engselnya, menggotongnya sambil pergi mencari ibunya.

Begitu pamannya pergi Nasrudin mulai berpikir, “Ibu menyuruh aku untuk mengawasi pintu. Sedangkan Paman menyuruhku pergi untuk mencari Ibu dan bilang kepada Ibu kalau keluargA Paman akan datang sore ini.”

Setelah bingung memikirkan jalan keluarnya, Nasrudin akhirnya membuat satu keputusan. Dia melepaskan pintu dari engselnya, menggotongnya sambil pergi mencari ibunya.

Pengumuman Setelah Shalat Idul Fitri
Berikut adalah kisah seorang Imam yang setelah Shalat Idul Fitri memberikan pengumuman kepada masyarakat:
"Aku punya berita baik dan berita buruk. Kabar baiknya adalah, kita punya cukup dana untuk membayar program pembangunan baru. Kabar buruknya adalah, dana itu masih berada di luar sana, yaitu di saku Anda."

Tidak Konsisten dengan Pengetahuan
Seorang Darwis ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari Nasrudin. Nasrudin bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa dipelajari dengan praktek. Darwis itu pun bersedia menemani Nasrudin dan melihat perilakunya.
Malam itu Nasrudin menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya.
"Mengapa api itu kau tiup?" tanya sang Darwis.
"Agar lebih panas dan lebih besar apinya," jawab Nasrudin.
Setelah api besar, Nasrudin memasak sop. Sop menjadi panas. Nasrudin menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian meniup-niup sopnya.
"Mengapa sop itu kau tiup?" tanya sang Darwis.
"Agar lebih dingin dan enak dimakan," jawab Nasrudin.
"Ah, aku rasa aku tidak jadi belajar darimu," ketus si Darwis,
"Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu."
Ah, konsistensi.

indahnya ilmu

Sembunyi : Suatu malam seorang pencuri memasuki rumah Nasrudin. Kabetulan Nasrudin sedang melihatnya. Karena ia sedang sendirian aja, Nasrudin cepat-cepat bersembunyi di dalam peti. Sementara itu pencuri memulai aksi menggerayangi rumah. Sekian lama kemudian, pencuri belum menemukan sesuatu yang berharga. Akhirnya ia membuka peti besar, dan memergoki Nasrudin yang bersembunyi. "Aha!" kata si pencuri, "Apa yang sedang kau lakukan di sini, ha?" "Aku malu, karena aku tidak memiliki apa-apa yang bisa kau ambil. Itulah sebabnya aku bersembunyi di sini."

Tampak Seperti Wujudmu : Nasrudin sedang merenungi harmoni alam, dan kebesaran Penciptanya. "Oh kasih yang agung. Seluruh diriku terselimuti oleh-Mu. Segala yang tampak oleh mataku. Tampak seperti wujud-Mu." Seorang tukang melucu menggodanya, "Bagaimana jika ada orang jelek dan dungu lewat di depan matamu ?" Nasrudin berbalik, menatapnya, dan menjawab dengan konsisten: "Tampak seperti wujudmu."


Nasruddin Memanah

Sesekali, Timur Lenk ingin juga mempermalukan Nasrudin. Karena Nasrudin cerdas dan cerdik, ia tidak mau mengambil resiko beradu pikiran. Maka diundangnya Nasrudin ke tengah-tengah prajuritnya. Dunia prajurit, dunia otot dan ketangkasan.
“Ayo Nasrudin,” kata Timur Lenk, “Di hadapan para prajuritku, tunjukkanlah kemampuanmu memanah. Panahlah sekali saja. Kalau panahmu dapat mengenai sasaran, hadiah besar menantimu. Tapi kalau gagal, engkau harus merangkak jalan pulang ke rumahmu.”
Nasrudin terpaksa mengambil busur dan tempat anak panah. Dengan memantapkan hati, ia membidik sasaran, dan mulai memanah. Panah melesat jauh dari sasaran. Segera setelah itu, Nasrudin berteriak, “Demikianlah gaya tuan wazir memanah.”
Segera dicabutnya sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Masih juga panah meleset dari sasaran. Nasrudin berteriak lagi, “Demikianlah gaya tuan walikota memanah.”
Nasrudin segera mencabut sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Kebetulan kali ini panahnya menyentuh sasaran. Nasrudin pun berteriak lagi, “Dan yang ini adalah gaya Nasrudin memanah. Untuk itu kita tunggu hadiah dari Paduka Raja.”
Sambil menahan tawa, Timur Lenk menyerahkan hadiah Nasrudin.

Keledai Membaca

Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata, Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya.”

Nasrudin berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap Nasrudin.

“Demikianlah,” kata Nasrudin, “Keledaiku sudah bisa membaca.”

Timur Lenk mulai menginterogasi, “Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?”

Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halam untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar.”

“Tapi,” tukas Timur Lenk tidak puas, “Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?”

Nasrudin menjawab, “Memang demikianlah cara keledai membaca: hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan ?”
Orientasi pada Baju

Nasrudin diundang berburu, tetapi hanya dipinjami kuda yang lamban. Tidak lama, hujan turun deras. Semua kuda dipacu kembali ke rumah. Nasrudin melepas bajunya, melipat, dan menyimpannya, lalu membawa kudanya ke rumah.
Setelah hujan berhenti, dipakainya kembali bajunya. Semua orang takjub melihat bajunya yang kering, sementara baju mereka semuanya basah, padahal kuda mereka lebih cepat.
“Itu berkat kuda yang kau pinjamkan padaku,” ujar Nasrudin ringan.
Keesokan harinya, cuaca masih mendung. Nasrudin dipinjami kuda yang cepat, sementara tuan rumah menunggangi kuda yang lamban. Tak lama kemudian hujan kembali turun deras. Kuda tuan rumah berjalan lambat, sehingga tuan rumah lebih basah lagi.
Sementara itu, Nasrudin melakukan hal yang sama dengan hari sebelumnya. Sampai rumah, Nasrudin tetap kering.
“Ini semua salahmu!” teriak tuan rumah, “Kamu membiarkan aku mengendarai kuda brengsek itu!”
“Masalahnya, kamu berorientasi pada kuda, bukan pada baju.”

Teori Kebutuhan

Nasrudin berbincang-bincang dengan hakim kota. Hakim kota, seperti umumnya cendekiawan masa itu, sering berpikir hanya dari satu sisi saja. Hakim memulai,
“Seandainya saja, setiap orang mau mematuhi hukum dan etika, …”
Nasrudin menukas, “Bukan manusia yang harus mematuhi hukum, tetapi justru hukum lah yang harus disesuaikan dengan kemanusiaan.”
Hakim mencoba bertaktik, “Tapi coba kita lihat cendekiawan seperti Anda. Kalau Anda memiliki pilihan: kekayaan atau kebijaksanaan, mana yang akan dipilih?”
Nasrudin menjawab seketika, “Tentu, saya memilih kekayaan.”
Hakim membalas sinis, “Memalukan. Anda adalah cendekiawan yang diakui masyarakat. Dan Anda memilih kekayaan daripada kebijaksanaan?”
Nasrudin balik bertanya, “Kalau pilihan Anda sendiri?”
Hakim menjawab tegas, “Tentu, saya memilih kebijaksanaan.”
Dan Nasrudin menutup, “Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh
apa yang belum dimilikinya.”

Yang Benar-benar Benar

Nasrudin sedang menjadi hakim di pengadilan kota. Mula-mula ia mendengarkan dakwaan yang berapi-api dengan fakta yang tak tersangkalkan dari jaksa. Setelah jaksa selesai dengan dakwaannya, Nasrudin berkomentar:
“Aku rasa engkau benar.”
Petugas majelis membujuk Nasrudin, mengingatkan bahwa terdakwa belum membela diri. Terdakwa diwakili oleh pengacara yang pandai mengolah logika, sehingga Nasrudin kembali terpikat. Setelah pengacara selesai, Nasrudin kembali berkomentar:
“Aku rasa engkau benar.”
Petugas mengingatkan Nasrudin bahwa tidak mungkin jaksa betul dan sekaligus pengacara juga betul. Harus ada salah satu yang salah !
Nasrudin menatapnya lesu, dan kemudian berkomentar:
“Aku rasa engkau benar.

Membantu Orang Membayar Hutang

“Saudaraku,” kata Nasrudin kepada seorang tetangga, “aku sedang mengumpulkan uang untuk membayar utang seorang laki-laki yang amat miskin, yang tidak mampu memenuhi tanggung jawabnya.”
“Sikap yang amat terpuji,” komentar tetangga itu, dan kemudian memberinya sekeping uang.
“Siapakah orang itu?”
“Aku,” kata Nasrudin sambil bergegas pergi. Beberapa minggu kemudian Nasrudin muncul lagi di depan pintu tetangganya itu. “Kupikir, kau mau membicarakan soal utang,” kata sang tetangga yang sekarang tampak sinis.
“Betul demikian.”
“Ada seseorang yang tidak bisa membayar utangnya dan engkau mengumpulkan sumbangan untuknya?”
“Ya. Memang demikian adanya.”
“Lalu engkau sendiri yang meminjam uang itu?”
“Tidak untuk saat ini.”
“Aku senang mendengarnya. Ini ambillah sumbangan ini.”
“Terima kasih…”
“Satu hal, Nasrudin. Apa yang membuatmu begitu bersikap manusiawi terhardap masalah yang khusus ini?”
“Oh, rupanya kamu tahu… akulah yang memberi pinjaman.”

Tidak Ikhlas Menolong

Tidak etis jika kita selalu menyebut-nyebut pertolongan yang kita berikan kepada orang lain. Nasrudin hampir saja terjatuh ke dalam sebuah kolam. Tapi seseorang yang tidak terlalu dikenalnya berada di dekat tempat itu dan kemudian menolongnya. Setelah itu, setiap kali orang itu bertemu dengan Nasrudin, ia selalu mengingatkan kebaikan yang pernah dilakukannya terhariap sang Mullah.
Suatu kali, Nasrudin membawa laki-laki itu ke dekat kolam, kemudian sang Mullah menerjunkan dia ke dalam air. Dengan kepala menyembul di permukaan air, Nasrudin berteriak: “Kau lihat, sekarang aku sudah benar-benar basah, seperti yang seharusnya terjadi jika engkau dulu tidak menolongku! Sudah, pergi sana!”


Umur yang Konsisten

“Berapa umurmu, Nasrudin?”
“Empat puluh.”
“Lho? dulu, kau menyebut angka yang sama ketika aku menanyakan umurmu itu, dua tahun yang lalu?”
“Ya, aku memang selalu berusaha konsisten dengan apa yang pemah kukatakan.”
“Oh, begitukah cara menepati omongan?”
“Masak kau nggak tahu?”

Menghabiskan Halwa Masakan Istri

Suatu hari Nasrudin meminta istrinya untuk memasak halwa, masakan dari daging yang diberi bumbu dengan rasa manis. Istrinya memasak makanan itu dalam jumlah besar, dan Nasrudin hampir saja menyantap habis seluruhnya.
Malamnya, ketika mereka berdua sudah hampir lelap tertidur, Nasrudin mengguncang-guncang tubuh istrinya. “Eh, aku ada gagasan bagus.”
“Apa itu?”
“Bawa dulu ke sini sisa halwa yang masih ada. Baru setelah itu aku beri tahu gagasan yang ada di otakku.”

Istri Nasrudin segera bangkit dan mengambil sisa halwa yang langsung dilahap oleh sang Mullah.
“Sekarang,” kata istrinya, “aku tidak akan bisa tidur sebelum engkau ceritakan isi pikiranmu itu.”
“Idenya itu,” kata Nasrudin, “Jangan sekali-kali pergi tidur sebelum menghabiskan semua halwa yang telah dibuat pada hari itu juga.”

Kekekalan Massa
 
Ketika memiliki uang cukup banyak, Nasrudin membeli ikan di pasar dan membawanya ke rumah. Ketika istrinya melihat ikan yang banyak itu, ia berpikir, "Oh, sudah lama aku tidak mengundang teman-temanku makan di sini."

Ketika malam itu Nasrudin pulang kembali, ia berharap ikannya sudah dimasakkan untuknya. Alangkah kecewanya ia melihat ikan-ikannya itu sudah habis, tinggal duri-durinya saja.

"Siapa yang menghabiskan ikan sebanyak ini ?"

Istrinya menjawab, "Kucingmu itu, tentu saja. Mengapa kau pelihara juga kucing yang nakal dan rakus itu!"

Nasrudin pun makan malam dengan seadanya saja. Setelah makan, dipanggilnya kucingnya, dibawanya ke kedai terdekat, diangkatnya ke timbangan, dan ditimbangnya. Lalu ia pulang ke rumah, dan berkata cukup keras,

"Ikanku tadi dua kilo beratnya. Yang barusan aku timbang ini juga dua kilo. Kalau kucingku dua kilo, mana ikannya ? Dan kalau ini ikan dua kilo, lalu mana kucingnya ?"
Mimpi Relijius
 

Nasrudin sedang dalam perjalanan dengan pastur dan yogi. Pada hari kesekian, bekal mereka tinggal sepotong kecil roti. Masing-masing merasa berhak memakan roti itu. Setelah debat seru, akhirnya mereka bersepakat memberikan roti itu kepada yang malam itu memperoleh mimpi paling relijius. Tidurlah mereka.


Pagi harinya, saat bangun, pastur bercerita: "Aku bermimpi melihat kristus membuat tanda salib. Itu adalah tanda yang istimewa sekali."


Yogi menukas, "Itu memang istimewa. Tapi aku bermimpi melakukan perjalanan ke nirwana, dan menemui tempat paling damai."


Nasrudin berkata, "Aku bermimpi sedang kelaparan di tengah gurun, dan tampak bayangan nabi Khidir bersabda 'Kalau engkau lapar, makanlah roti itu.' Jadi aku langsung bangun dan memakan roti itu saat itu juga."
Jatuh Ke Kolam
 

Nasrudin hampir terjatuh ke kolam. Tapi orang yang tidak terlalu dikenal berada di dekatnya, dan kemudian menolongnya pada saat yang tepat. Namun setelah itu, setiap kali bertemu Nasrudin orang itu selalu membicarakan peristiwa itu, dan membuat Nasrudin berterima kasih berulang-ulang.


Suatu hari, untuk yang kesekian kalinya, orang itu menyinggung peristiwa itu lagi. Nasrudin mengajaknya ke lokasi, dan kali ini Nasrudin langsung melompat ke air.


"Kau lihat! Sekarang aku sudah benar-benar basah seperti yang seharusnya terjadi kalau engkau dulu tidak menolongku. Sudah, pergi sana!"

Gelar Timur Lenk
 
Timur Lenk mulai mempercayai Nasrudin, dan kadang mengajaknya berbincang soal kekuasaannya.

"Nasrudin," katanya suatu hari, "Setiap khalifah di sini selalu memiliki gelar dengan nama Allah. Misalnya: Al-Muwaffiq Billah, Al-Mutawakkil 'Alallah, Al-Mu'tashim Billah, Al-Watsiq Billah, dan lain-lain. Menurutmu, apakah gelar yang pantas untukku ?"

Cukup sulit, mengingat Timur Lenk adalah penguasa yang bengis. Tapi tak lama, Nasrudin menemukan jawabannya. "Saya kira, gelar yang paling pantas untuk Anda adalah Naudzu-Billah* saja."

* "Aku berlindung kepada Allah (darinya)"
Membedakan Kelamin
 

Seorang tetangga Nasrudin telah lama bepergian ke negeri jauh. Ketika pulang, ia menceritakan pengalaman-pengalamannya yang aneh di negeri orang.


"Kau tahu," katanya pada Nasrudin, "Ada sebuah negeri yang aneh. Di sana udaranya panas bukan main sehingga tak seorangpun yang mau memakai pakaian, baik lelaki maupun perempuan."


Nasrudin senang dengan lelucon itu. Katanya, "Kalau begitu, bagaimana cara kita membedakan mana orang yang lelaki dan mana yang perempuan?"

Relativitas Keju
 

Setelah bepergian jauh, Nasrudin tiba kembali di rumah. Istrinya menyambut dengan gembira,


"Aku punya sepotong keju untukmu," kata istrinya.


"Alhamdulillah," puji Nasrudin, "Aku suka keju. Keju itu baik untuk kesehatan perut."


Tidak lama Nasrudin kembali pergi. Ketika ia kembali, istrinya menyambutnya dengan gembira juga.


"Adakah keju untukku ?" tanya Nasrudin.


"Tidak ada lagi," kata istrinya.


Kata Nasrudin, "Yah, tidak apa-apa. Lagipula keju itu tidak baik bagi kesehatan gigi."


"Jadi mana yang benar ?" kata istri Nasrudin bertanya-tanya, "Keju itu baik untuk perut atau tidak baik untuk gigi ?"


"Itu tergantung," sambut Nasrudin, "Tergantung apakah kejunya ada atau tidak." 
Tidak Terlalu Dalam

Telah berulang kali Nasrudin mendatangi seorang hakim untuk mengurus suatu perjanjian. Hakim di desanya selalu mengatakan tidak punya waktu untuk menandatangani perjanjian itu. Keadaan ini selalu berulang sehingga Nasrudin menyimpulkan bahwa si hakim minta disogok. Tapi — kita tahu — menyogok itu diharamkan. Maka Nasrudin memutuskan untuk melemparkan keputusan ke si hakim sendiri.
Nasrudin menyiapkan sebuah gentong. Gentong itu diisinya dengan tahi sapi hingga hampir penuh. Kemudian di atasnya, Nasrudin mengoleskan mentega beberapa sentimeter tebalnya. Gentong itu dibawanya ke hadapan Pak Hakim. Saat itu juga Pak Hakim langsung tidak sibuk, dan punya waktu untuk membubuhi tanda tangan pada perjanjian Nasrudin.

Nasrudin kemudian bertanya, “Tuan, apakah pantas Tuan Hakim mengambil gentong mentega itu sebagai ganti tanda tangan Tuan ?”
Hakim tersenyum lebar. “Ah, kau jangan terlalu dalam memikirkannya.” Ia mencuil sedikit mentega dan mencicipinya. “Wah, enak benar mentega ini!”
“Yah,” jawab Nasrudin, “Sesuai ucapan Tuan sendiri, jangan terlalu dalam.” Dan berlalulah Nasrudin


 Jubah Jatuh

Nasrudin pulang malam bersama teman-temannya. Di pintu rumah mereka berpisah. Di dalam rumah, istri Nasrudin sudah menanti dengan marah. “Aku telah bersusah payah memasak untukmu sore tadi !” katanya sambil menjewer Nasrudin. Karena kuatnya, Nasrudin terpelanting dan jatuh menabrak peti.
Mendengar suara gaduh, teman-teman Nasrudin yang belum terlalu jauh kembali, dan bertanya dari balik pintu,
“Ada apa Nasrudin, malam-malam begini ribut sekali?”

“Jubahku jatuh dan menabrak peti,” jawab Nasrudin.
“Jubah jatuh saja ribut sekali ?”
“Tentu saja,” sesal Nasrudin, “Karena aku masih berada di dalamnya.”

Membalik Logika

Seorang yang filosof dogmatis sedang meyampaikan ceramah. Nasrudin mengamati bahwa jalan pikiran sang filosof terkotak-kotak, dan sering menggunakan aspek intelektual yang tidak realistis. Setiap masalah didiskusikan dengan menyitir buku-buku dan kisah-kisah klasik, dianalogikan dengan cara yang tidak semestinya.

Akhirnya, sang penceramah mengacungkan buku hasil karyanya sendiri. nasrudin segera mengacungkan tangan untuk menerimanya pertama kali. Sambil memegangnya dengan serius, Nasrudin membuka halaman demi halaman, berdiam diri. Lama sekali. Sang penceramah mulai kesal.

“Engkau bahkan membaca bukuku terbalik!”
“Aku tahu,” jawab Nasrudin acuh, “Tapi karena cuma ini satu-satunya hasil karyamu, rasanya, ya, memang begini caranya mempelajari jalan pikiranmu.”

end... 



Manipulasi Deskripsi

Nasrudin kehilangan sorban barunya yang bagus dan mahal. Tidak lama kemudian, Nasrudin tampak menyusun maklumat yang menawarkan setengah keping uang perak bagi yang menemukan dan mengembalikan sorbannya.

Seseorang protes, “Tapi penemunya tentu tidak akan mengembalikan sorbanmu. Hadiahnya tidak sebanding dengan harga sorban itu.”

“Nah,” kata Nasrudin, “Kalau begitu aku tambahkan bahwa sorban itu sudah tua, kotor, dan sobek-sobek.”

end...


Bahasa Kurdi


Tetangga Nasrudin ingin belajar bahasa Kurdi. Maka ia minta diajari Nasrudin. Sebetulnya Nasrudin juga belum bisa bahasa Kurdi selain beberapa patah kata. Tapi karena tetangganya memaksa, ia pun akhirnya bersedia.

“Kita mulai dengan sop panas. Dalam bahasa Kurdi, itu namanya Aash.”
“Bagaimana dengan sop dingin ?”

“Hemm. Perlu diketahui bahwa orang Kurdi tidak pernah membiarkan sop jadi dingin. Jadi engkau tidak akan pernah mengatakan sop dingin dalam bahasa Kurdi.”

                                                             Di Akhirat

Timur Lenk meneruskan perbincangan dengan Nasrudin soal kekuasaannya.

"Nasrudin! Menurutmu, di manakah tempatku di akhirat, menurut kepercayaanmu ? Apakah aku ditempatkan bersama orang-orang yang mulia atau yang hina ?"

Bukan Nasrudin kalau ia tak dapat menjawab pertanyaan 'semudah' ini.

"Raja penakluk seperti Anda," jawab Nasrudin, "Insya Allah akan ditempatkan bersama raja-raja dan tokoh-tokoh yang telah menghiasi sejarah."

Timur Lenk benar-benar puas dan gembira. "Betulkah itu, Nasrudin ?"

"Tentu," kata Nasrudin dengan mantap. "Saya yakin Anda akan ditempatkan bersama Fir'aun dari Mesir, raja Namrudz dari Babilon, kaisar Nero dari Romawi, dan juga Jenghis Khan."

Entah mengapa, Timur Lenk masih juga gembira mendengar jawaban i
tu. 
 Teori Kebutuhan

Nasrudin berbincang-bincang dengan hakim kota. Hakim kota, seperti umumnya cendekiawan masa itu, sering berpikir hanya dari satu sisi saja. Hakim memulai,

"Seandainya saja, setiap orang mau mematuhi hukum dan etika, ..."

Nasrudin menukas, "Bukan manusia yang harus mematuhi hukum, tetapi justru hukum lah yang harus disesuaikan dengan kemanusiaan."

Hakim mencoba bertaktik, "Tapi coba kita lihat cendekiawan seperti Anda. Kalau Anda memiliki pilihan: kekayaan atau kebijaksanaan, mana yang akan dipilih?"

Nasrudin menjawab seketika, "Tentu, saya memilih kekayaan."

Hakim membalas sinis, "Memalukan. Anda adalah cendekiawan yang diakui masyarakat. Dan Anda memilih kekayaan daripada kebijaksanaan?"

Nasrudin balik bertanya, "Kalau pilihan Anda sendiri?"

Hakim menjawab tegas, "Tentu, saya memilih kebijaksanaan."

Dan Nasrudin menutup, "Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh apa yang belum dimilikinya." 

                                                               Api!

Hari Jum`at itu, Nasrudin menjadi imam Shalat Jum`at. Namun belum lama ia berkhutbah, dilihatnya para jamaah terkantuk-kantuk, dan bahkan sebagian tertidur dengan lelap. Maka berteriaklah Sang Mullah,

"Api ! Api ! Api !"

Segera saja, seisi masjid terbangun, membelalak dengan pandangan kaget, menoleh kiri-kanan. Sebagian ada yang langsung bertanya,

"Dimana apinya, Mullah ?"

Nasrudin meneruskan khutbahnya, seolah tak acuh pada yang bertanya,

"Api yang dahsyat di neraka, bagi mereka yang lalai dalam beribadah."

Yang Benar Benar-benar

Nasrudin sedang menjadi hakim di pengadilan kota. Mula-mula ia mendengarkan dakwaan yang berapi-api dengan fakta yang tak tersangkalkan dari jaksa. Setelah jaksa selesai dengan dakwaannya, Nasrudin berkomentar:

"Aku rasa engkau benar."

Petugas majelis membujuk Nasrudin, mengingatkan bahwa terdakwa belum membela diri. Terdakwa diwakili oleh pengacara yang pandai mengolah logika, sehingga Nasrudin kembali terpikat. Setelah pengacara selesai, Nasrudin kembali berkomentar:

"Aku rasa engkau benar."

Petugas mengingatkan Nasrudin bahwa tidak mungkin jaksa betul dan sekaligus pengacara juga betul. Harus ada salah satu yang salah ! Nasrudin menatapnya lesu, dan kemudian berkomentar:

"Aku rasa engkau benar." 
==== BERSAMBUNG === 
gua capek ye, bhay !

Friday, December 19, 2014

7 Tips Menulis Cerita Novel yang Baik dan Bagus

 Langkah awal sebelum memulai menulis adalah:

1. Tentukan tujuanmu, apakah kamu akan menulis sebuah cerpen, cerbung, flash fiction ataukah novel. Tentukan juga genre nya. Ada banyak genre yang dapat kamu pilih, bisa roman, misteri, fantasi, horor, dan masih banyak genre lainnya. Tulisanmu harus mampu meyakinkan pembaca. Caranya? Gambarkan latar belakang dengan baik dan tepat. Misalnya, bukan dengan menceritakan “Dia adalah orang yang jorok, ” tetapi dengan menggambarkan keadaan, misal: “Hal pertama yang menarik perhatianku adalah setumpuk sampah di pojok kamarnya”

2. Buatlah karakter yang “kuat” dan “nyata”. Gak sulit kok mendapatkan karakter: lihat saja orang-orang disekitarmu dan jadikanlah mereka karakter fiksimu.

3. Kenali juga karakter kalian, boleh kok kalian buat biodata masing-masing karakter. Misalnya, tokoh utama kalian adalah Rama. Buat biodatanya dari nama lengkap, tanggal lahir, hobinya, sifat-sifatnya, dll. Sehingga, dapat mempermudah kalian saat pengembangan ide cerita kalian nantinya. Bedakan antara karakter dewasa, remaja dan anak-anak. Masing-masing usia memiliki karakter alami yang tak bisa dihilangkan

4. Buat plot! Tentukan bagian2 penting dari fiksimu dari awal, klimaks hingga ending. Tanpa plot, fiksi kalian dapat mengalir entah kemana sehingga tak pernah mendapatkan ending nya. Cara membuat plot? Mudah. Gunakan saja mind map (peta pikiran). Bagian penting dari plot: pengenalan tokoh, pre-konflik, konflik, klimaks, post-konflik dan ending.
 5. Klimaks. Merupakan bagian paling penting dari sebuah cerita. Klimaks cerita menentukan seberapa berhasilnya karyamu! Pada klimaks,kita membangun partisipasi pembaca,untuk mampu berimajinasi bahkan berkeinginan untuk menjadi sang tokoh utama.

6. Yang tak kalah penting: Sudut pandang “point of view”. Ada sudut pandang orang pertama, orang kedua dan orang ketiga. Yang terpenting: Konsisten! Maksudnya konsisten adalah: gunakan satu sudut pandat dalam satu cerita, jangan bervariasi karena membuat pembaca bingung.

7. Jangan lupakan dialog antar tokoh dengan pas, kurang dialog akan membuat pembaca bosan. Sedangkan dialog yang berlebihan juga dapat membuat pembaca tidak memahami cerita kalian. Saat menulis dialog, perhatikan juga aksen bicara dan karakter si tokoh.
 “Jika ada sebuah buku yang ingin kamu baca, tetapi buku itu belum ada, kamulah yang harus menulisnya.” ~ Toni Morrison

Selamat menulis!

Tuesday, December 16, 2014

3 LANGKAH

" 3 Langkah "


" Halo? Hey Ray " Sapa Ardi meneleponku

" Apa? Aku lagi sibuk sekarang ini. " Jawabku

" Ntar malam main kerumahku ya, tapi hati-hati saat masuk ke dalam. Usahakan tiap 3 langkah kamu memperhatikan langkah juga sekitarmu. Karena bisa saja ada sesuatu yang tak kau inginkan. " jelasnya

" Yah sudah, akan kuperhatikan langkahku nanti. Ku tutup dulu. " 

" Ingat ya, nanti jam 9 malam. " Teriaknya ditelepon

Aku langsung menutup teleponnya.

-----------------------------------------------------------------

Akhirnya sebentar lagi waktunya tiba, aku bersiap-siap dan segera pergi kerumahnya. Sekitar 15-20 menit perjalanan, akhirnya aku tiba didepan rumahnya. Ya, sebuah rumah yang tidak terlalu kecil dengan 2 lantai.

Aku mengetuk pintu rumahnya namun tak ada yang membukanya. 
" Halo? Ardi? " sapaku. Aku mencoba membuka pintunya dan dapat kubuka dengan mudah seolah-olah ditinggalkan begitu saja. 

" Kalau kau sedang sibuk, maka aku akan masuk. " 

Ku mulai langkah pertamaku, semuanya normal hingga pada hitungan langkah ketiga pintu rumahnya tertutup dengan sendirinya. Aku menenangkah diriku dan teringat dengan apa yang ia sampaikan padaku tadi. Aku mengambil langkah pertamaku sekali lagi dan tetap waspada pada apa yang akan terjadi setiap langkah ketigaku. Akhirnya aku sudah sampai ditangga, di lantai atas terdapat kamar Ardi. Karena lama kelamaan tidak ada yang terjadi, maka aku mengabaikan peringatannya dan sekarang aku sudah hampir sampai dikamarnya. 

Tepat didepan pintu kamarnya, ada secarik kertas yang bertuliskan

" Hey, jika kau membaca surat ini mungkin ku sudah tak sadarkan diri lagi. Dan juga apakah kau mematuhi apa yang kuberitahukan padamu tentang 3 langkah itu? 

Berhati-hatilah karena jika kau melanggarnya maka ia akan semakin mendekatimu. Aku tahu kau akan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi sekarang. Namun lihatlah ke lantai, bukankah ada banyak darah yang bercecer disana? Ya, itu adalah darah dari keluargaku yang lainnya. Karena kau tau kenapa? 

Mungkin kesadaranku yang lainnya sudah membunuh mereka karena tidak mendengarkan pantanganku itu. Kesadaranku yang lainnya tidak suka dengan sesuatu yang berisik dan cepat, jika kau melanggar pantanganku tadi, maka berhati-hatilah karena bisa jadi aku sedang berada dibelakangmu sekarang. "

Aku memberanikan diri untuk melihat kebelakang dan sekarang ia sedang berada dibelakangku dengan sebilah pisau ditangannya.

Ia berkata
" Sekarang, temuilah penciptamu. "

10 DAYS DREAM


"10 DAYS DREAMS"


Kesepuluh mimpi itu dan aturannya adalah sebagai berikut.
MIMPI HARI PERTAMA:
Anda sedang bermimpi tengah tidur di dalam kamar anda. Anda kemudian akan menyadari ada seorang anak perempuan yang mengintip melalui jendela kamar anda.
Peraturan:
biarkan anak perempuan itu masuk.
MIMPI HARI KEDUA:
Anak itu sekarang ada di dalam kamar anda. Ia terus menunduk sehingga anda tak bisa melihat wajahnya. Ia terus menggumam dan beberapa saat kemudian anda akan menyadari bahwa ia terus mengatakan, “Kumohon jangan ... kumohon jangan ...”
Peraturan:
Biarkan gadis itu naik ke tempat tidur dan berbaring di samping anda.
MIMPI HARI KETIGA
Anak itu sekarang berbaring di samping anda. Anda akan dapat melihat wajah anak itu hancur karena terbakar hebat.
Peraturan:
Apapun yang terjadi, jangan menangis atau menjerit saat melihat wajahnya.
MIMPI HARI KEEMPAT
Kau bangun dari tempat tidur. Gadis itu berkata, “Ayo pergi ke taman.”
Peraturan:
Bawa dia ke taman terdekat tanpa mengatakan sesuatu apapun.
MIMPI HARI KELIMA
Di taman, anda akan melihat seorang wanita mendorong kereta bayi. Perhatikan baik-baik dan anda akan melihat bahwa ibunya adalah seekor kucing dan bayinya adalah seekor anjing.
Peraturan:
Kau harus membunuh salah satu dari mereka.
MIMPI HARI KEENAM
Saat anda tengah bermain di taman bersama gadis itu, anda akan melihat sebuah pesawat hendak lepas landas.
Peraturan:
Pastikan anda naik pesawat itu tepat waktu.
MIMPI HARI KETUJUH
Pesawat akan penuh dengan orang-orang yang seperti anda, telah mendengar cerita ini.
Peraturan:
Apapun yang terjadi, anda harus mendapatkan tempat duduk.
MIMPI HARI KEDELAPAN
Setelah beberapa saat, akan turun hujan mawar merah dan mawar hitam dari atas.
Peraturan:
Buang hanya mawar hitam dari atas pesawat.
MIMPI HARI KESEMBILAN:
Pesawat itu akan membawa anda kembali ke taman.
Peraturan:
Pulang bersama gadis itu dan kembali berbaring dengannya di kamar.
MIMPI HARI KESEPULUH:
Anda takkan tahu apa yang akan terjadi pada mimpi hari kesepuluh kecuali anda telah melakukan semua yang diharuskan pada kesembilan mimpi sebelumnya.
Peringatan: setelah membacanya, anda tak bisa membatalkannya. Anda akan memimpikan 10 mimpi ini 3 hari setelah anda membacanya. Jika anda sudah telanjur membacanya, anda harus mengikuti semua aturan dalam tiap mimpi untuk menyelesaikannya. Jika tidak, mimpi-mimpi ini akan terus terulang seumur hidup anda.
Ingat, anda harus menceritakan tentang cerita mimpi ini kepada orang lain, jika tidak anda akan kembali ke mimpi pertama dan mengulanginya dari awal.